Postingan

Rindu itu nikmat Sungguh... - Je-

Malamku Yang Malang

Malam tadi sama dengan malam selama sepekan lalu. Terlalu gusar, Bobotnya berat menjadikan kelu Seonggok rindu yang meronta-ronta ingin pulang, Terkungkung di dalam sebuah ruang tak berjeruji. Digedor-gedornya ruang, dihentak-hentakkannya pula membuat tak tenang. Malangnya rindu, yang tau jalan pulang tanpa memiliki kunci pintu ruang pulang. Baru saja seonggok sudah begitu, Malamku yang malang... -Je, Maghizah-

Naskah Hamba

Naskah Hamba (Yogyakarta, 1 Oktober 2016)   Segala drama nyata penuh sensasi, relasi, tragedi, atau apa saja bisa terjadi Ah! Yang benar saja, kau bilang segalanya?! Segalanya tergantung pelaku dalam naskah yang dibuat Tuhan dengan sempurna Naskah sudah betul, Tinggal aktornya saja Mau penuh emosi bak laga aksi, bisa.. Mau penuh tetes butiran bak kisah menyedihkan? Jangankan itu, kau buatnya dengan penuh cinta saja akan menjadi kisah drama berbentuk romansa. Tidak pernah Tuhan mengutuk hamba, Hanya saja segala merupakan hasil dari nyata, Ibarat tiga akibat dari satu ditambah dua, Tak beda dengan tabiat yg dijalankan manusia. Entahlah, ini puisi atau klise kehidupan pribadi Kutuliskannya dari hati dengan hati-hati, Karena sebab ada,  akibat apalagi. Maka, hati-hatilah pula dalam mengamati,  menjalani,  menghadapi,  memanipulasi,  membiarkan pergi,  membasahi bumi melewati pipi,  menggenggam erat dengan jemari  atau.... melepaskannya ke sanub

MAAFKAN

Maafkan jika payah dalam melupakan Begitu melekat seperti merasuk hingga palung Aku tak tahu, aku heran, aku tak faham Rasanya tak patuh Disuruh pergi, semakin datang Diminta hilang, selalu tinggal Mungkin kau tak ingin mengerti Padahal ini tentangmu Sejuta satu jalan ku coba lewati Semakin panjang semakin tak berarah Aku lelah, Sungguh aku pasrah Biarkan diri ini mengikuti alur hati, Biarkan diri ini menjaga keinginan hati, Biarkan diri ini merintih karena hati, Tak perlu kau peduli, Hingga nanti, kunjungnya waktu yang pasti tak kumengerti. ***SOE***

Para Repara

Para repara itu tak layak bertengger layaknya acuan Tak pantas layaknya haluan, Kami pasir semakin mengecil Kami debu semakin tabu, Tidaklah tabu kami setabu nurani Tidaklah hina kami sehina hati mati, Kau berfikir tapi kau otak udang Kaubertindak tapi kau tak berjasa Kau bersua tapi kau tampak belang Kau berwibawa tapi kau hina dina Oh Tikus Negara! ***SOE***

D.A.M.A.I

Ketika terbangun dari sepi hati Tiada mampu menerka asa Rasanya meluluh lantahkan nyata, Dalam renungan senja Mata hati mencoba meraba, Kalbu ini damai, rela Terbelenggu atas kuasa ilahi dan mengabdi, menghinakan diri Kepada-Nya (Tuhan kami umat manusia)  ***Je, Maghizah***